Kamis, 16 Mei 2019

KRIPTOGRAFI

Algoritma Kriptografi

Menurut sejarahnya, algoritma kriptografi dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu sistem cipher klasik dan sistem cipher modern.

Sistem Cipher Klasik
(Algoritma Kriptografi Bersejarah)

Sebelum komputer ada, kriptografi dilakukan dengan algoritma berbasis karakter.

Algoritma yang digunakan termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan digunakan jauh sebelum sistem kriptografi kunci publik ditemukan.

Terdapat sejumlah algoritma yang tercatat dalam sejarah kriptografi (sehingga dinamakan algoritma kriptografi klasik), namun sekarang algoritma tersebut sudah usang karena ia sangat mudah dipecahkan.

Algoritma kriptografi klasik:
1. Cipher Substitusi (Substitution Ciphers)
2. Cipher Transposisi (Transposition Ciphers)
1. Cipher Substitusi

Ini adalah algoritma kriptografi yang mula-mula digunakan oleh kaisar Romawi, Julius Caesar (sehingga dinamakan juga caesar Cipher), untuk menyandikan pesan yang ia kirim kepada para gubernurnya. 

Caranya adalah dengan mengganti (menyulih atau mensubstitusi) setiap karakter dengan karakter lain dalam susunan abjad (alfabet). 

Misalnya, tiap huruf disubstitusi dengan  huruf ketiga berikutnya dari susunan akjad. Dalam hal ini kuncinya adalah jumlah pergeseran huruf (yaitu k = 3).

Tabel substitusi:

pi : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci : D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C

Contoh 1. Pesan

HELLO WORLD
disamarkan (enskripsi) menjadi

KHOOR ZRUOG

Penerima pesan mendekripsi Cipherteks dengan menggunakan tabel substitusi, sehingga Cipherteks 

KHOOR ZRUOG

dapat dikembalikan menjadi plainteks semula:

HELLO WORLD

Dengan mengkodekan setiap huruf abjad dengan integer sebagai berikut: A = 0, B = 1, …, Z = 25, maka secara matematis caesar Cipher menyandikan plainteks pi menjadi ci dengan aturan:

ci = E(pi) = (pi + 3) mod 26 (1)

dan dekripsi Cipherteks ci menjadi pi dengan aturan:
  
pi = D(ci) = (ci – 3) mod 26 (2)

Karena hanya ada 26 huruf abjad, maka pergeseran huruf yang mungkin dilakukan adalah dari 0 sampai 25. Secara umum, untuk pergeseran huruf sejauh k (dalam hal ini k adalah kunci enkripsi dan deksripsi), fungsi enkripsi adalah

ci = E(pi) = (pi + k) mod 26 (3)

dan fungsi dekripsi adalah

pi = D(ci) = (ci – k) mod 26 (4)
Catatan :
1. Pergeseran 0 sama dengan pergeseran 26 (susunan huruf tidak berubah)

2. Pergeseran lain untuk k > 25 dapat juga dilakukan namun hasilnya akan kongruen dengan bilangan bulat dalam modulo 26. Misalnya k = 37 kongruen dengan 11 dalam modulo 26, atau 37  11 (mod 26).

3.Karena ada operasi penjumlahan dalampersamaan (3) dan (4), maka caesar Cipher kadang-kadang dinamakan juga additive Cipher.

Kriptanalisis Terhadap Caesar Cipher
Caesar Cipher mudah dipecahkan dengan metode exhaustive key search karena jumlah kuncinya sangat sedikit (hanya ada 26 kunci).

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Kriptografi
Tanggal akses: 28 Desember 2006 pukul 10:00.

[2]http://www.geocities.com/amwibowo/resource/komparasi/bab3.html
Tanggal akses: 28 Desember 2006 pukul 10:00.

[3] Munir, Rinaldi. (2004). Bahan Kuliah IF5054 Kriptografi. Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung.
Tanggal akses: 28 Desember 2006 pukul 10:00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar